“Ecoprint, Leaves for Life” Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMK Negeri 1 Bojongsari

Sesuatu yang dapat dikatakan “baru” di Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek ini memiliki jumlah jam tersendiri yang terpisah dari mata pelajaran. Projek ini terdiri dari tujuh tema yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bangunlah Jiwa Raganya, Bhineka Tunggal Ika, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI, dan Kebekerjaan

Pada tahun ajaran 2022/2023 Tim P5 SMK Negeri 1 Bojongsari Kabupaten Purbalingga mengambil tiga tema yaitu Bangunlah Jiwa Raganya (tema Anti Bullying), Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kebekerjaan. Peserta didik kelas X pada tema yang kedua ini, melaksanakan projek dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Sekolah mengusung tema “Ecoprint, Leaves for Life” (Ecoprint, Daun untuk Kehidupan).

Rangkaian kegiatan P5 tema kedua ini dilaksanakan pada tanggal Bulan Januari-Maret 2023. Peserta didik diajak untuk mengenal dan memproduksi ecoprint. Pada tahap akhir, diadakan gelar karya dan untuk keberlanjutan dari P5 itu sendiri, peserta didik menghasilkan batik ecoprint dan membuatnya dalam bentuk busana untuk nantinya diadakan pagelaran busana ecoprint hasil kegiatan P5 tersebut.

Berasal dari kata eco dan print. Secara harafian, ecoprint adalah teknik mencetak, mewarnai dan membuat produk dengan menggunakan bahan-bahan alami. Dalam dunia fashion, ecoprint adalah teknik yang membutuhkan banyak media berupa tumbuhan, seperti daun, bunga dan ranting hingga akar.

Dalam proses ecoprint, dikenal dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding. Dalam teknik iron blanket, langkah pertama yang dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Setelah itu, siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal. Lalu, setelah pewarna siap, bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka. Kemudian, gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali. Tahap terakhir, yaitu kukus kain yang telah diikat selama 2 jam

Dalam teknik pounding, proses dan cara pewarnaan kain sedikit berbeda dengan teknik iron blanket. Perbedaanya terletak pada dua tahap paling terakhir. Perbedaan pertama adalah pada teknik iron blanket menggulung kain menggunakan paralon untuk mengeluarkan warna daun pada kain, sedangkan pada teknik pounding memukul daun pada kain menggunakan palu kayu. Perbedaan kedua yaitu pada teknik iron blanket, pengeringan dilakukan dengan mengukus kain selama 2 jam, sedangkan pada teknik pounding proses pengeringan dilakukan dengan menjemur kain langsung di bawah sinar matahari..

Karena dibuat dengan bahan alami, motif kain yang dihasilkan biasanya akan selalu berbeda meski menggunakan jenis daun dari tumbuhan yang sama. Warna dan motif yang tercetak pada kainpun pada umumnya akan memiliki karakteristik yang otentik bergantung pada letak geografis tanaman berasal. Secara umum teknik ecoprinting hanya diaplikasikan pada selembar bahan kain saja, namun pada prinsipnya juga sangat bagu bila diterapkan pada berbagai produk pakaian maupun perlengkapan rumahtangga seperti; scraft, serbet, tirai, baju, celana, pashmina, sprei, kerudung, payung, sepatu dan tas. Melalui pelaksanaan projek ini, diharapkan dapat menambah kreativitas siswa siswi SMK Negeri 1 Bojongsari Kabupaten Purbalingga dalam menggunakan bahan alam sebagai bentuk kecintaan terhadap alam, menambah nilai guna dan nilai jual hasil produksi.

 395 total views,  5 views today