Oleh Ika Pujiastutia Ningsih, S.Pd.
Sekolah idaman merupakan sekolah yang sesuai dengan cita-cita. Lantas bagaimana cita-cita pendidikan pada sekolah. Sekolah tentunya tempat untuk menuntut ilmu dengan keadaan nyaman dan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Keadaan nyaman di sekolah dapat diciptakan dengan sekolah tanpa penindasan, bulliying, dan kekerasan oleh semua warga sekolah. Dengan demikian seluruh warga sekolah bergotong royong menciptakan sekolah yang nyaman. Hal ini tentunya dapat terwujud melalui budaya positif.
Budaya positif merupakan paradigma untuk menyelesaikan masalah melalui motivasi intrinsik orang yang memiliki masalah. Ketika dihadapkan dengan masalah maka orang tersebut yang harus menyelesaikan dengan cara menggali nilai-nilai positif yang ada. Jadi dalam lingkungan sekolah, disiplin melalui budaya positif dapat diterapkan melalui kesepakatan kelas.
Kesepakatan kelas merupakan aturan mengenai tingkah laku siswa dalam kelas yang merupakan kesepakatan Bersama. Ketika siswa melanggarnya maka kita sebagai guru perlu untuk mengingatkan kesepakatan kelas yang ada dan tidak menghukum tetapi memunculkan motivasi intrinsik siswa. Sehingga siswa dapat belajar dalam keadaan nyaman bukan dalam keadaan takut bahkan tertekan. Pembelajaran yang nyaman maka akan menuntun siswa mencapai kemerdekaan belajar yang mengarah pada penguasaan profil pelajar Pancasila.
Desiminasi budaya positif merupakan pengimplementasian budaya positif di lingkungan sekolah. Desiminasi ini diikuti oleh warga sekolah. Budaya positif di sekolah, meliputi 1) Disiplin positif dan nilai kebajikan universal.2) Teori motivasi, hukuman dan penghargaan. 3)Kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas. 4) lima posisi kontrol . 5)Segitiga Restitusi. Tentunya elemen-elemen budaya positif sesuai filsosfi Ki Hadjar Dewantara dalam pembelajaran yang menuntun dan berpihak pada murid. Penerapan keyakinan kelas yang melibatkan murid sangat berkaitan dengan kemajuan zaman, juga saat guru menjalankan posisi kontrol guru dalam menangani kasus di sekolah sebagai manajer dan penerapan segitiga restitusi.
Budaya positif di sekolah bertujuan untuk menumbuhkembangkan motivasi intrinsik warga sekolah. Motivasi intrinsik merupakan kemampuan diri sendiri untuk menangani masalah yang dihadapi dengan bertanggung jawab. Oleh karena itu budaya positif sangat diperukan oleh seolah agar dapat memberikan lingkungan yang nyaman dalam pendidikan.
Pelaksanaan Desiminasi di SMKN 1 Bojongsari pada tanggal 17 November 2022. Kegiatan ini diikuti oleh 14 orang guru termasuk bapak kepala sekolah. Waktu pemaparan dengan durasi waktu 1 jam. Pada saat itu terjadi tanya jawab dengan peserta. Peserta mengkhawatirkan apabila restitusi tidak dapat menyelesaikan secara berkeseinambungan. Hal ini tentunya dijawab dengan membangkitkan motivasi dari bapak ibu guru dengan cara mengkaitkan Pendidikan kepada putra putri bapak ibu di rumah. Berapa kali mereka mengulai apa yang dilakukan hingga anak dapat mengaplikasikannya sendiri. Hal tersebut dapat diterima oleh peserta.
Kepala sekolah juga memberikan masukan semoga apa yang sudah ditularkan kepada bapak ibu guru supaya dapat dilaksanakan dalam kelas. Bapak ibu guru sangat terinspirasi dengan materi dan film yang ditonton. Perubahan dan menggerakkan tidak harus langsung menjadi besar, perubahan dan menggerakkan perlu dilakukan oleh diri sendiri terlebih dahulu.

Tinggalkan Balasan